Saya memiliki seorang teman. Teman saya bernama Aria. Dia adalah seorang gadis yang cantik dan pandai. Dia juga sangat baik hati. Dia selalu ingin untuk membantu teman-temannya yang berada dalam kesusahan. Banyak orang yang kagum kepadanya karena ia multi talented. Selain itu, Aria memiliki kecantikan hati dan fisik. Aria selalu dipuja-puja dan menjadi yang terbaik di segala hal.
Semua yang dia miliki tidak membuatnya merasa bahagia. Walaupun harta melimpah, ia tidak cukup beruntung dalam kehidupan keluarganya dan persoalan cintanya. Ia selalu terlihat ceria di lingkungan sekolah. Ia tidak ingin teman-teman di sekolahnya mengetahui bahwa ia selalu merasa sedih setiap saat. Teman-teman di sekolahnya pun berpikiran bahwa ia sangat bahagia dengan hidupnya yang serba ada dan serba bisa. Apa yang terpikir oleh teman-teman tentang kehidupannya sangatlah terbalik dengan kenyataan yang dialami Aria.
Kehidupan keluarga Aria sangatlah berantakan. Ia sangat mendambakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Orang tuanya selalu sibuk dengan urusan kerja. Aria merasa tidak ada yang sayang padanya. Ia jarang bertemu dengan orang tuanya. Setiap Aria bangun pagi hendak ke sekolah, kedua orang tuanya telah berangkat kerja. Setiap malam ia telah tertidur pulas saat kedua orang tuanya pulang kerja. Ia hanya ditemani oleh seorang pembantu dan seorang supir.
Aria sering iri kepada teman-temannya karena walau hidup mereka sederhana, mereka selalu harmonis dan kompak dalam segala hal. Saat melihat teman sekolahnya dijemput oleh orang tuanya, Aria menangis. Ia berpikir mengapa orang tuanya tidak bisa perhatian seperti orang tua teman sekolahnya. Saat istirahat pun, teman-temannya selalu bercerita tentang liburan bersama keluarganya. Saat teman-teman bertanya tentang liburannya, Aria berkata bahwa ia berada di rumah saja.
Aria ingin menghabiskan waktu bersama dengan kedua orang tuanya. Ia ingin membuat kenangan terindah di dalam hidupnya bersama dengan orang tua yang sangat ia sayangi. Ia hanya dapat menghabiskan waktunya bersama seorang pembantu dan seorang supir. Orang tuanya hanya beranggapan bahwa dengan melimpahnya harta yang dimiliki, kehidupan Aria akan menjadi bahagia. Orang tuanya tidak berpikir bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya tidak hanya berasal dari materi saja, melainkan dari kasih sayang yang diberikan oleh semua anggota keluarganya.
Terkadang Aria berniat untuk kabur dari rumah dan bunuh diri. Ia selalu mengurungkan niatnya karena teringat dengan kedua orang tuannya. Suatu hari ia kabur dari rumah dan ia menginap di rumah salah seorang temannya, Karin. Karin meminta ijin kepada kedua orang tuanya agar Aria boleh menginap di rumahnya untuk beberapa waktu. Orang tua Karin pun mengijinkan Aria menginap. Orang tua Karin berpikir Aria dapat menemaninya bermain karena Karin adalah anak tunggal. Aria pun menyesuaikan diri dengan keadaan keluarga Karin. Aria berpikir bahwa ia bisa mendapatkan kebahagiaan yang ia dambakan selama ini.
Aria kaget sekali setelah mengetahui tingkah laku Karin yang sebenarnya. Karin adalah anak perempuan yang sudah sangat rusak. Aria berpikir orang tua Karin tidak mengetahui kelakuan Karin yang sebenarnya. Karin selalu pergi ke klub malam, minum alkohol, merokok dan memakai obat-obatan terlarang. Karin bekerja sebagai wanita penggoda di Taman Lawang. Aria semakin heran dengan tingkah laku temannya. Ia tidak pernah berpikiran bahwa Karin terjerumus dengan pergaulan bebas.
Suatu ketika, Karin membujuk Aria untuk pergi ke klub malam agar beban pikiranya hilang. Awalnya Aria tidak menuruti Karin. Setelah dibujuk berulang kali, Aria pun ikut pergi ke diskotik. Disana Karin memaksa Aria untuk minum minuman keras. Aria pun menjadi terjerumus dalam pergaulan bebas. Tiba-tiba Aria mendengar suara kecil di hatinya. Suara itu mengatakan agar Aria sadar dengan apa yang ia lakukan selama ini. Aria pun sadar dan ia berniat untuk pulang ke rumahnya kembali.
Mendengar berita itu, orang tua Aria langsung panik dan pulang ke rumah. Orang tua Aria merasa bahagia karena anaknya telah kembali seperti dahulu lagi. Orang tua Aria berjanji tidak akan mengabaikan Aria dan selalu memberikan kasih sayang kepada Aria. Orang tua Aria tidak ingin anaknya terjerumus dalam pergaulan bebas. Perlahan kehidupan keluarga Aria semakin membaik. Aria pun merasa sangat senang akan hal ini. Mulai hari itu, Aria selalu tertawa tanpa menutupi kesedihannya yang telah berlalu.
Namun semua itu tidak berlangsung lama. Aria dihadapkan kembali dengan masalah baru. Kali ini masalah percintaanlah yang sangat membuatnya kacau. Ia tidak pernah cerita persoalan cintanya kepada kedua orang tuanya karena takut dimarahi. Aria pun merasa butuh seseorang yang siap mendengarkan kelu kesahnya tentang cintanya. Ia bingung akan bercerita dengan siapa. Ia teringat pada 3 sekawan di sekolahnya. Aria memutuskan untuk bercerita dengan salah seorang dari 3 sekawan itu. 3 sekawan itu adalah Shelly, Maudy dan Maya.
Aria pun segera mencari Maudy. Maudy yang paling ia percayai. Ketika telah bertemu Maudy, Aria tidak bisa bercerita karena Maudy sedang bersama Shelly dan Maya. Aria pun menelepon Maudy untuk memberitahukan bahwa besok pulang sekolah ia ingin berbicara dengannya. Maudy menyetujuinya. Rasanya, Shelly dan Maya tidak terlalu suka Maudy berbicara dengan Aria. Shelly dan Maya beranggapan bahwa Aria ingin merebut Maudy dari mereka berdua.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Aria dan Maudy berbicara berdua di kelas. Aria bingung apa yang harus ia lakukan. Aria suka kepada Alvin dan kenyataannya Shelly juga suka kepada Alvin. Aria berpikiran untuk melupakan perasaannya kepada Alvin. Maudy pun menasehati Aria agar ia tidak putus asa dahulu. Aria pun mencobanya. Suatu saat ada berita bahwa Shelly dan Alvin berpacaran. Aria pun kaget dan langsung bertanya pada Shelly. Shelly mengakui bahwa ia telah berpacaran dengan Alvin. Seketika itu juga, Aria menangis dan merasa sangat sedih.
Aria pun mencoba bangkit dari rasa sedihnya namun ia belum bisa melupakan cinta pertamanya sepenuhnya. Maudy selalu berusaha untuk menghibur Aria. Tiba-tiba Aria mengalami demam tinggi. Orang tuanya merasa sangat khawatir. Orang tuanya kangsung membawa Aria ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Aria diperiksa oleh dokter dan melakukan tes darah. Aria yang takut akan jarum suntik pun menangis histeris. Hasil tes darah telah keluar dan ternyata Aria terkena Tifus tipoid 5 serta DBD.
Aria langsung di rawat inap.
Selama di rumah sakit, Aria tidak mau makan dan minum. Untuk mengakali itu, laju infus Aria dipercepat agar Aria tidak lemas. Aria merasa sangat bosan di rumah sakit. Aktivitas yang ia lakukan hanya menonton tv, tidur dan buang air kecil. Ia bersyukur karena orang tuanya selalu setia menemaninya. Aria selalu berdoa agar ia cepat sembuh. Doa-doa dari kawannya pun selalu menyertainya. Aria sudah merindukan suasana di sekolah.
Setiap kali Aria ingin buang air kecil, ia selalu ditemani oleh ibunya. Ibunya selalu sabar dalam merawat Aria. Setelah dari kamar mandi, infus Aria macet dan darahnya masuk ke dalam selang infus. Kejadian ini selalu terulang ketika Aria selesai buang air kecil. Ibunya pun segera memanggil suster. Akibatnya, infus Aria harus dipindahkan ke tangan Aria yang satu lagi. Ketika infuse dicabut, darah memancur ke tempat tidur Aria. Setelah itu infuse dimasukkan ke tangan Aria yang lain. Tangan bekas diinfus itu bengkak. Ibu Aria selalu mengolesi tangan Aria agar cepat kempis.
Keadaan Aria semakin parah. Di sekujur tubuh Aria muncul bintik-bintik merah yang sangat gatal. Aria pun merasa tulangnya nyeri. Aria harus diambil darahnya sehari 2 kali untuk mengetahui keadaan trombosit dalam tubuh Aria. Ibu Aria pun menangis mendengar hal itu. Aria juga harus meminum obat-obatan yang sangat banyak. Setiap malam kaki Aria tidak bisa digerakkan.Aria pun khawatir.
Perlahan keadaan Aria pulih kembali. Ia sudah bias berjalan sendiri tanpa dipapah. Ia pun sudah mau makan dan minum. Kondisi trombosit dalam tubuhnya pun telah stabil. Aria dapat segera keluar dari rumah sakit. Aria harus banyak istirahat agar ia sembuh total. Biaya rumah sakit sangat mahal. Aria menyadari ada sesuatu yang berbeda dari tubuhnya. Berat badan Aria naik 10-15 kg setelah keluar dari rumah sakit. Aria kaget karena biasanya setelah keluar dari rumah sakit seseorang akan lebih kurus.
Aria pun memulai hari sekolahnya. Saat masuk ke kelas, teman-teman Aria heran apakah ia benar-benar Aria yang sangat cantik dan langsing itu. Aria merasakan sedikit rasa malu pada benaknya karena sekarang ia telah menjadi perempuan yang gendut. Walaupun begitu, Aria tetap semangat agar ia tetap dapat menjadi yang terbaik di mata semua orang. Aria ingin orang tuanya bangga terhadap prestasi yang dimilikinya.
Memasuki masa SMA nya, Aria tertarik pada seorang anak laki-laki yang misterius baginya. Anak laki-laki itu dipindahkan ke kelasnya. Ia merasa amat senang. Ia pun bercerita kepada Syera, teman barunya. Syera selalu menggoda Aria untuk membocorkan tentang siapa yang Aria suka. Aria selalu tidak mengijinkan Syera untuk berbuat demikian. Karena Syera cerewet, beberapa anak sekelas pun mengetahuinya. Aria selalu malu bila berada di dekat Toni. Toni tidak pernah mengobrol dengan Aria. Aria ingin sekali dapat bercanda bersama Toni dan menjadi teman Toni.
Pada awal proses belajar mengajar, Aria meng-add akun facebook milik Toni. Aria merasa senang karena ia yang pertama kali menemukan akun facebook Toni. Setiap hari di sekolah, Aria selalu mengamati segala gerak-gerik Toni. Aria tidak pernah merasa bosan melihat wajah Toni. Sampai suatu saat Aria ketahuan oleh Toni bahwa ia sedang memperhatikan Toni. Toni pun heran melihat Aria. Seketika itu juga, muka Aria memerah karena malu. Hati Aria tidak pernah melupakan bayangan Toni.
Syera pun membocorkan fakta tentang siapa yang Aria sukai kepada teman-teman terdekatnya. Setelah beberapa bulan, Toni akrab dengan Shelly. Toni hampir selalu mengajak Shelly bermain dan bercanda bersama. Melihat hal itu setiap saat, Aria berusaha tegar dan berpikir bahwa mereka hanya teman. Namun Aria tak kuasa melihat kejadian yang membuat ia sungguh sakit hati. Aria selalu berpikir bahwa Toni menyukai Shelly karena fisik Shelly yang langsing. Aria pun berdoa untuk meminta petunjuk pada Tuhan.
Pikiran Aria menjadi kacau sehingga nilai ulangan Aria merosot. Aria pergi untuk bercerita kepada guru BP. Guru BP menasehati Aria agar Aria berpikir positif dan mengatakan perasaan cintanya kepada Toni. Sesampainya di rumah, Aria langsung membuka telepon genggamnya dan mengirimkan sms kepada Toni. Isi smsnya adalah “Maaf ya. Saya suka dengan kamu. God Bless You”. Aria mengirimkan sms ini dengan perasaan gugup. Aria pun khawatir akan apa yang akan terjadi besok pagi di sekolah.
Keesokan harinya disekolah, Aria berusaha untuk tidak melihat ke arah Toni. Syera pun bertanya apakah Aria sudah menyatakan cintanya. Aria pun berkata telah menyatakan cintanya lewat sms. Syera penasaran dengan jawaban dari Toni. Ternyata Toni tidak menjawab sms itu. Saat pelajaran musik, Syera menghampiri Toni dan menanyakan apakah Toni menerima sms dari Aria. Toni pun menjawab bahwa ia telah menerima sms dari Aria. Syera menanyakan apa isi sms tersebut. Toni menjawab mereka hanya menanyakan tugas saja. Ternyata Toni berbohong. Bagi Aria, Toni baik karena menyembunyikan hal yang apat membuatnya malu.
Sejak saat itu, sikap Toni menjadi aneh. Saat Aria masuk ke kelas, Toni selalu memperhatikannya. Syera pun menggoda Toni dengan mengatakan cie dan bertanya mengapa Toni memperhatikan Aria. Aria pun merasakan hal yang sama. Setiap kali Aria sedang sibuk dengan tugasnya, Toni memperhatikannya dengan seksama sampai Aria tersadar. Aria merasa senang dengan perubahan sikap Toni yang begitu drastis.
2 bulan kemudian, Toni meng-confirm akun facebook Aria. Toni pun mengirimkan sms yang cukup mengejutkan. Isi smsnya adalah “Aria, terima kasih karena kamu telah suka pada saya. Terima kasih sekali, tetapi saya ingin berkonsentrasi belajar. Maaf ya dan terimakasih sekali lagi”. Hati Aria berdegup kencang. Aria pun hanya membalas pesan itu dengan kata “Iya, tidak apa-apa kok. Saya juga ingin berkonsentrasi belajar”. Semenjak itu, teman-teman Aria berpikiran bahwa Toni suka kepadanya. Aria berpikir bahwa Toni tidak suka kepadanya karena fisik Aria yang gendut.
Nadia, seorang sahabat Aria, ingin membuat rencana agar Aria dan Toni dapat sedikit dekat dan bercanda bersama. Hal itu cukup berhasil. Aria dan Toni mulai sedikit akrab dan saling menyapa. Keadaan ini membuat Aria semakin berharap Toni akan membalas perasaannya. Toni selalu membuat Aria penasaran. Aria sudah tidak berani lagi untuk mengirimkan sms kepada Toni.
Syera pun ingin mengetes bagaimana reaksi Toni saat ia berbicara bahwa Aria sedang pacaran dengan orang lain. Toni langsung menengok berulang kali ketika Syera mengucapkan hal tersebut. Akhirnya Toni pun berani menyatakan cintanya kepada Aria. Aria pun segera menerima Toni sebagai pacarnya. Toni dan Aria selalu harmonis dalam berpacaran. Mereka sangatlah cocok dan serasi. Aria pun sadar bahwa fisik bukan ukuran cinta. Aria meraih kebahagiaanya lagi dan ia tidak terjerat dalam persoalan keluarga maupun persoalan cinta kembali.
Sumber : Pengalaman Seorang Teman 🙂